Selasa, 26 Desember 2017

3.3 Dampak Audit SI Bagi Perusahaan

Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah :
” Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”.

Dalam lingkup perusahaan, audit sistem informasi dapat ditujukan untuk mengamankan aset-aset perusahaan, menjaga integritas data, menjaga efektivitas sistem, dan mencapai efisiensi sumber daya. Mengamankan aset yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Integritas data merupakan data yang memenuhi aspek kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Data yang berintegritas merupakan langkah awal yang penting untuk mendapatkan hasil yang akurat. Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Sistem informasi harus memberikan output berupa informasi yang diperlukan oleh pemegang keputusan. Penilaian efektivitas mengukur apakah kinerja sistem layak dipertahankan, harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi, atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya. Efisiensi sistem informasi juga harus diukur untuk menghasilkan output yang diharapkan dengan sumber daya yang seminimal mungkin.
      Audit sistem informasi berguna untuk mendapatkan pengawasan dan penilaian terhadap proses dan modifikasi perangkat lunak, pengawasan atas sumber data, dan data file yang ada. Jadi audit sistem informasi bertujuan agar sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat diandalkan, akurat, dan valid sehingga operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Dibawah ini merupakan contoh kasus yang terjadi di sebuah perusahaan yang bernama PT SEGAR DINGIN. Perusahaan ini sudah berjalan selama kurang lebih sepuluh tahun yang kegiatannya menjual jus buah yang terdiri dari beberapa buah-buahan. Suatu ketika perusahaan ini mendapatkan masalah yang sangat rumit dan kompleks. Sebelumnya perusahaan ini telah menyediakan pemberdayaan karyawan internal perusahaan, yang bernama Adrian Jason untuk mempelajari cara menggunakan software audit untuk komputer. Adrian Jason langsung mencari masalah-masalahnya lalu mengatasi masalah tersebut, membuat prosedur pengendalian dan dibuat pengujian pengendaliannya. Masalah-masalah tersebut diantaranya yaitu akses yang tidak sah pada program komputer, sehingga website pada perusahaan yang digunakan untuk berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan, seperti customers dan masyarakat tidak dapat dibuka. Departemen penjualan perusahaan menggunakan program komputer yang baru untuk mencatat transaksi keuangan dengan menggunakan software akuntansi keuangan dan mengubahnya untuk cara menghitung komisi penjualan. Ada kesalahan dalam pemodifikasian program ini karena hasil hitungnya lebih kecil dari biasanya. Salah seorang karyawan  bagian departemen produksi yang mempunyai wewenang penuh atas pemesanan pembelian pada pemasok dan menerima laporan, melakukan pemesanan palsu untuk kepentingan pribadinya. Karena banyaknya masalah yang terjadi diperusahaan tentang audit sistem informasi maka Adrian Jason juga mencoba memeriksa pemrosesan komputer perusahaan, apakah prosedur edit pada komputer telah mendeteksi in put yang salah atau tidak. Untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di perusahaan Segar Dingin tersebut Adrian Jason melakukan audit sistem informasi pada komputer. Di bawah ini merupakan cara mengatasi masalah perusahaan,pengendalian masalah dan menguji pengendalian terbut yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan Segar Dingin.


Referensi
http://www.kajianpustaka.com/2014/02/audit-sistem-informasi.html?m=1

http://damasburnaman21.blogspot.co.id/2017/11/dampak-audit-si-bagi-perusahaan.html?m=1

3.2 Contoh Jenis - Jenis Audit EDP

Pemrosesan data elektronik EDP (eletronic data processing) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian dari teknologi informasi EDP melakukan pemrosesan data secara berulang kali terhadap data yang sejenis dengan bentuk pemrosesan yang relatif sederhana. Sebagai contoh,pemrosesan data elektronis dipakai untuk pemutakhiran (update) stock dalam suatu daftar barang (inventory), pemrosesan transaksi nasabah bank, pemrosesan booking untuk tiket pesawat terbang, reservasi kamar hotel, pembuatan tagihan untuk suatu jenis layanan, dll. Selain itu, Pengertian Electronic Data Processing ( EDP ) secara umum adalah penggunaan metode automatis dalam pengolahan data komersil.

Jenis-Jenis Audit

Berdasarkan luasnya penggunaan komputer dan data yang dihasilakannya audit EDP diklasifikasikan menjadi 4 jenis.


Audit Disekitar Komputer
          Jenis audit ini dilakukan oleh auditor terhadap hardcopy yang dihasilkan komputer. Sedangkan komputer sendiri tidak disentuh.

      2. Audit Dengan Komputer
          Jenis audit ini ditinjau dari auditornya yang menggunakan bantuan komputer dalam melakukan audit. Karena itu organisasi yang di audit mungkin belum menggunakan komputer tetapi dalam melakukan audit dibantu oleh komputer yaitu ketika menyusun kertas kerja pemeriksaan dan laporan hasil audit.

       3. Audit Melalui Komputer

           Jenis audit yang dilakukan terhadap organisasi yang telah menggunakan komputer dalam memproses informasinya, baik secara sempit dan sederhana maupun secara luas dan canggih

      4. Teknik Audit Berbasis Komputer

           Merupakan jenis audit yang dilakukan dengan bantuan software komputer baik yang dibuat sendiri ataupun program paket yang disebut dengan GAS (General Audit Software)



Referensi
http://robbyalisandi.blogspot.co.id/2017/11/sebutkan-dan-berikan-contoh-jenis-jenis.html?m=1

3.1 Resiko Yang Mengakibatkan Prosedur-Prosedur Audit Gagal

Risiko Audit adalah istilah yang umum digunakan dalam kaitannya dengan audit atas laporan keuangan suatu entitas.
Risiko audit diartikan sebagai tingkat ketidakpastian tertentu yang dapat diterima auditor dalam pelaksanaan auditnya, seperti :

Ketidakpastian validitas dan reliabilitas bukti audit.
Ketidakpastian mengenai efektivitas pengendalian internal.
Resiko Audit (Audit Risk) adalah resiko bahwa auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Of less concern is the situation where the auditor states that the financial statements do not meet the standard of fair presentation, when in fact they do.. Perhatian kurang adalah situasi di mana auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak memenuhi standar penyajian secara wajar, padahal sebenarnya mereka lakukan.

Resiko Audit (Audit Risk) antara lain :

Resiko Inheren (Inheren Risk)
merupakan suatu ukuran yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan atau kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dan pengendalian intern yang ada. Dengan mengasumsikan tiadanya pengendalian intern, maka risiko inheren ini dapat dinyatakan sebagai kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material.  Jika auditor, dengan mengabaikan pengendalian intern, menyimpulkan bahwa terdapat suatu kecenderungan yang tinggi atas keberadaan sejumlah salah saji, maka auditor akan menyimpulkan bahwa tingkat risiko inherennya tinggi.  pengendalian intern diabaikan dalam menetapkan dalam menetapkan nilai risiko inheren karena pengendalian intern ini dipertimbangkan secara terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian. Penilaian ini cenderung didasarkan atas sejumlah diskusi yang telah dilakukan dengan pihak manajemen, pemahaman yang dimiliki akan perusahaan, serta hasil-hasil yang diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya.

Hubungan antara risiko dengan risiko deteksi terencana serta dengan bukti audit yang direncanakan adalah sebagai berikut : risiko inheren saling berlawanan dengan risiko deteksi terencana serta memiliki hubungan yang searah  dengan bukti audit.

Selain semakin meningkatnya bukti audit yang diperlukan untuk suatu tingkat risiko inheren yang lebih tinggi dalam suatu area audit tertentu, merupakan hal yang umum dilakukan pula untuk menugaskan staf yang telah memiliki lebih banyak pengalaman untuk melakukan audit pada area tersebut serta melakukan riview yang lebih mendalam pada kertas kerja yang telah selesai dibuat.

Contoh :

jika risiko inheren atas keusangan persediaan sangat tinggi, maka sangatlah masuk akal  bila kantor akuntan publik memilih staf yang berpengalaman untuk melakukan sejumlah tes yang lebih mendalam atas keusangan persediaan ini dan melakukan review yang lebih cermat atas hasil-hasil yang diperoleh dari audit ini.

Resiko Pengendalian (Control Risk)
merupakan ukuran yang digunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkina bahwa terdapat sejumlah salah saji material yang melebihi nilai salah saji yang masi dapat ditoleransi atas segmen tertentu akan tidak terhadang atau tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimiliki klien. Resiko pengendalian ini memperhatikan 2 hal berikut:

penilaian tentang apakah pengendalian intern yang dimiliki klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji.
kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa berada di bawah nilai maksimum (100 persen) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya.
Model resiko audit menunjukan hubungan yang erat antara resiko inheren dan resiko pengendalian.

Sama dengan yang terjadi pada resiko inheren, hubungan antara resiko pengendalian dan resiko deteksi terencana adalah saling berlawanan, sementara hubungan antara resiko pengendalian dan bukti substantif merupakan hubungan yang searah.

Contoh :

jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern bersifat efektif, maka nilai resiko deteksi terencana dapat meningkat sehingga jumlah bukti audit yang direncanakan akan dikumpulkan akan turun. Auditor dapat meningkatkan resiko deteksi terencana pada saat pengendalian intern bersifat efektif karena pengendalian intern yang efektif akan mengurangi kemungkinan hadirnya salah saji dalam laporan keuangan.

Sebelum auditor  dapat menetapkan nilai resiko pengendalian kurang dari 100 persen, auditor harus memahami pengendalian intern yang ada, dan berdasarkan pemahaman itu, auditor melakukan evaluasi tentang bagaimana seharusnya fungsi pengendalian intern tersebut, serta melakukan uji atas efektifitas pengendalian intern tersebut. Hal pertama dari semua ini adalah keharusan untuk memahami semua jenis audit. Dua hal terakhir adalah langkah-langkah penilaian resiko pengendalian yang diperlukan jika auditor memilih untuk memberikan nilai atas resiko pengendalian supaya berada di bawah nilai maksimum

Risiko Deteksi Terencana (Planned Detection Risk)
merupakan ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada. Terdapat dua poin utama tentang risiko deteksi terencana ini yaitu sebagai berikut :

Risiko  ini tergantung pada ketiga faktor lainnya yang terdapat dalam model. Risiko deteksi terencana hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor lainnya tersebut.
Risiko ini menentukan nilai substantif yang direncanakan oleh auditor untuk dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran risiko deteksi terencana itu sendiri.
Jika nilai risiko deteksi terencana  berkurang, maka auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti audit untuk mencapai nilai risiko deteksi yang berkurang ini



Referensi :
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2014/06/02/tugas-edp-audit/Resiko

Rabu, 25 Oktober 2017

Pengendalian Jaringan Komputer



Bentuk Pengendalian Terhadap Keamanan Jaringan Komputer
1.    Membatasi Akses ke Jaringan
-          Membuat tingkatan akses
-          Mekanisme Kendali akses
-          Waspada terhadap rekayasa sosial
-          Membedakan sumber daya internal dan eksternal
-          Sistem Otentikasi User
2.    Melindungi Aset Organisas
-          Secara Adminsistratif / fisik
-          Secara Teknis
3.    Mengamankan saluran terbuka
-          Keamanan padaa lapisan Aplikasi
-          Keamanan dalam Lapisan Transport
-          Keamanan dalam Lapisan Network

Membuat tingkatan akses
Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan sehingga memperkecil peluang penembusan oleh pemakai yang tak diotorisasi, misalnya :
-          Pembatasan login. Login hanya diperbolehkan pada terminal tertentu hanya ada waktu tertentu
-          Pembatasan jumlah usaha login Login dibatasi sampai tiga kali dan segera dikunci dan diberitahu ke administrator.
-          Waktu, yaitu waktu pemakai login.
-            Terminal, yaitu terminal dimana pemakai login.
-          Tingkat akses yang diizinkan ( read / write / execute / all )

Mekanisme kendali akses
Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi pemakai (user authentication). Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu :
1.    Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya :
-          Password
-          Kombinasi kunci.
-          Nama kecil ibu mertua
2.    Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya
-          Badge
-          Kartu identitas.
-          Kunci
3.    Sesuatu mengenai (ciri) pemakai, misalnya
-          Sidik jari.
-          Sidik suara.
-          Foto
-          Tanda tangan.

Dalam jaringan komputer, khususnya yang berkaitan dengan aplikasi yang melibatkan berbagai kepentingan, akan banyak terjadi hal yang dapat mengganggu kestabilan koneksi jaringan komputer tersebut, baik yang berkaitan dengan hardware (pengamanan fisik, sumber daya listrik) maupun yang berkaitan dengan software (sistem, konfigurasi, sistem akses, dll).

Gangguan pada sistem dapat terjadi karena faktor ketidaksengajaan yang dilakukan oleh pengelola (human error), akan tetapi tidak sedikit pula yang disebabkan oleh pihak ketiga. Gangguan dapat berupa perusakan, penyusupan, pencurian hak akses, penyalahgunaan data maupun sistem, sampai tindakan kriminal melalui aplikasi jaringan komputer. Pengamanan terhadap sistem hendaknya dilakukan sebelum sistem tersebut difungsikan. Percobaan koneksi (trial) sebaiknya dilakukan sebelum sistem yang sebenarnya difungsikan. 
Dalam melakukan persiapan fungsi sistem hendaknya disiapkan pengamanan dalam bentuk:
-     Memisahkan terminal yang difungsikan sebagai pengendali jaringan atau titik pusat akses (Server) pada suatu area yang digunakan untuk aplikasi tertentu.
-  Menyediakan pengamanan fisik berupa ruangan khusus untuk pengamanan perangkat yang disebut pada butir nomor 1. Ruangan tersebut dapat diberikan label Network Operating Center (NOC) dengan membatasi personil yang diperbolehkan masuk.
-     Memisahkan sumber daya listrik untuk NOC dari pemakaian yang lain. Hal ini untuk menjaga kestabilan fungsi sistem. Perlu juga difungsikan Uninteruptable Power Supply (UPS) dan Stabilizer untuk menjaga kestabilan supply listrik yang diperlukan perangkat pada NOC.
-          Merapikan wiring ruangan dan memberikan label serta pengklasifikasian kabel.
-      Memberikan Soft Security berupa Sistem Firewall pada perangkat yang difungsikan di jaringan
-          Merencanakan maintenance dan menyiapkan Back Up sistem.

Pengendalian Perangkat Lunak



Perangkat lunak sistem atau sistem operasi merupakan software yang berfungsi melakukan operasi yang mengurusi tentang segala aktifitas komputer seperti mendukung operasi sistem aplikasi dan mengendalikan semua perangkat komputer agar dapat berjalan selaras dengan fungsinya. Menurut Abraham Silberschatz, Galvin, Gagne (2003), sistem operasi merupakan suatu program yang bertindak sebagai perantara antara pengguna dan hardware komputer.

Sistem operasi bekerja untuk mengatur operasi CPU, identifikasi input-output (I/O), tempat penyimpanan (memori) dan segala aktifitas komputer. Sistem operasi mengendalikan semua sumber daya komputer dan menyediakan landasan hingga sebuah program aplikasi dapat ditulis atau dijalankan.

Tugas-Tugas Sistem Operasi
1.    Menyediakan antarmuka pengguna (user interface)
2.    Menyediakan informasi yang berkaitan dengan hardware, yaitu berupa perangkat yang aktif atau pasif, dan mengendalikan perangkat I/O.
3.    Melakukan tugas pengolahan dan pengendalian sumber daya dalam sebuah proses
4.    Pengelolaan file dan direktori data, yaitu memastikan file-file dalam penyimpanan sekunder tersedia jika diperlukan, dan mengamankan dari pengguna yang tidak diizinkan.

Layanan Sistem Operasi
Senuah sistem operasi yang baik harus memiliki layanan berupa eksekusi program, operasi I/O, menipulasi sistem file, komunikasi, dan deteksi kesalahan. Dalam pemakaian secara multiuser sistem dapat lebih menguntungkan yaitu lebih efisien karena pemakaian sumber daya bersama antara pengguna. Sebagai fungsi layanan bersama tersebut maka sistem operasi akan memberikan efisiensi pengguna sistem

Manajemen proses
Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang dieksekusi. Sebuh proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya, sumber daya tersebut dapat berupa CPU time, memori, file-file, dan perangkat-perangkat I/O.

Manajemen memori utama
Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte, yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte mempunyai alamat sendiri. Memori utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang akases datanya digunakan oleh CPU atau perangkat I/O. Memori utama termasuk tempat penyimpanan data sementara (volatile), artinya data dapat hilang begitu sistem dimatikan.

Manajemen memori skunder
Data tersimpan dalam memori utama bersifat sementara dan jumlahnya sangat kecil. Oleh karenan itu, untuk menyimpan keseluruhan data dan program komputer dibutuhkan secondary storage yang bersifat permanen dan mempu menampung data dengan ukuran besar. Contoh dari memori skunder adalah harddisk, disket, USB flash disk, dan lain-lain. Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan disk management seperti free space management, alokasi penyimpanan, dan penjadwalan disk.

Manajemen sistem I/O
Manajemen sistem I/O biasa juga disebut sebagai device manager, yang bertugas menyediakan device driver´yang umum sehingga operasi I/O dapat seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca file pada hard disk, CD-ROM dan disket.

Manajemen file
File adalah sekumpulan informasi yang berhubungan sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarki (direktori, volume, dan lain-lain)

Sistem proteksi
Proteksi mengacu pada mekanisme untuk mengendalikan akses yang dilakukan oleh program, prosesor, atau pengguna ke sistem suber daya. Mekanisme proteksi seharusnya:
-          Dapat membedakan antara pengguna yang diizinkan dan yang belum
-          Menentukan kendali
-          Menyediakan alat pengatur

Pengendalian Perangkat Keras



Pengendalian perangkat keras dilakukan dengan tujuan secara khusus untuk memperkuat keandalan sistem komputer serta secara umum untuk meningkatkan kadar pengendalian sistem secara menyeluruh. Pengendalian ini pada umumnya sudah merupakan bentuk pengendalian melekat yang sudah dirancang sebelumnya oleh produsen perangkat keras komputer itu sendiri. Beberapa jenis pengendalian perangkat keras tersebu antara lain adalah dengan adanya Echo Chek, Parity Chek, dan Dual Arithmetic.

          Echo chek merupakan suatu mekanisme pengendalian perangkat keras untuk meyakinkan bahwa transmisi data ke sarana output telah dilakukan dengan baik oleh komputer. Pengecekan dilakukan dengan cara membandingkan sinyal yang dikirimkan kembali ke komputer dari peralatan output dengan data yang semula dikirim.
Parity chek atau cek paritas merupakan bentuk pengendalian atas kebenaran karakter yang terekam ke dalam sistem komputer. Peralatan cek pritas didesain untuk menambahkan bit 1 dimana perlu pada karakter (kumpulan bit) sehingga setiap karakter terbentuk dari jumlah bit yang genap atau ganjil. Dalam cek paritas ganjil, maka semua karakter yang ada akan diganjilkan bitnya. Sedangkan pada cek paritas genap maka semua karakter yang ada akan digenapkan jumlah bitnya.

          Sedangkan pengendalian dual arithmetic dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa data telah direkam dengar benar di media akses random. Pembacaan berganda dilakukan dimana rekaman dalam pita atau media akses random tersebut dibaca dua kali untuk melakukan verifikasi penghitungan dengan menggunakan komponen pembaca yang berbeda dan hasil pembacaan selanjutnya dibandingkan.

Pengendalian Akses ke Perangkat
          Penekanan dalam pengendalian akses ke perangkat sistem adalah bahwaharus ada ketentuan yang menetapkan bahwa hanya orang-orang tertentu yang ditentukan saja yang bisa melakukan akses ke sistem baik ke perangkat keras maupun perangkat lunak. Pemakaian password dalam akses ke sistem juga merupakan hal yang sangat penting agar pemakai program diberi keterbatasan dalam mengakses file-file penting yang ada didalamnya. Penggunaan password tersebut disesuaikan dengan level atau tingkat pemakai.

Pengendalian Pengembangan Sistem
          Pengendalian pengembangan sistem mencakup pengembangan sistem dan dokumentasi dan didesain untuk menjamin bahwa sistem dikembangkan dan diselenggarakan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Berbagai bentuk pengendalian pengembangan sistem yang dapat diterapkan dalam perusahaan antara lain adalah dengan diikutsertakannya pihak pemakai informasi dalam setiap kegiatan pengembangan sistem. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar produk sistem yang tengah dikembangkan itu dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

          Kemudian pengendalian pengembangan sistem harus diiringi dengan dokumentasi. Bahkan pengendalian dokumentasi akan terus berlanjut dalam tahap-tahap pelaksanaan sistem acara berkesinambungan. Dalam hal dokumentasi ini, pihak manajemen harus yakin bahwa setiap kegiatan dalam mengembangkan sebuah sistem telah disiapkan dokumentasinya dan merupakan bagian dari proses review kegiatan secara teratur dalam bentuk yang up to date untuk setiap aplikasi komputer yang dioperasikan.

Pengendalian Pengamanan Sistem
          Pengendalian pengamanan sistem, berorientasi kepada fisik sistem agar terjaga dari kerusakan-kerusakan ataupun hilang. Pengendalian ini antara lain dapat dilakukan dengan menetapkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
  1. Membatasi akses ke lokasi sistem hanya boleh dimasuki orang-orang yang berwenang saja.
  2. Menjaga dan mengatur ruang komputer agar terjaga dari kemungkinan panas dan kelembaban yang berlebihan, bahaya kebakaran dan kondisi yang merugikan lainnya.
  3. Perlu dilakukan duplikasi (backup) terhadap file-file penting untuk menjaga kemungkinan kerusakan yang terjadi pada file asli.
  4. Jika memungkinkan, perlindungan asuransi juga perlu diberikan untuk seluruh komponen sistem.
Pengendalian Perangkat Keras
          Pengendalian perangkat keras dilakukan dengan tujuan secara khusus untuk memperkuat keandalan sistem komputer serta secara umum untuk meningkatkan kadar pengendalian sistem secara menyeluruh. Pengendalian ini pada umumnya sudah merupakan bentuk pengendalian melekat yang sudah dirancang sebelumnya oleh produsen perangkat keras komputer itu sendiri. Beberapa jenis pengendalian perangkat keras tersebu antara lain adalah dengan adanya Echo Chek, Parity Chek, dan Dual Arithmetic.

          Echo chek merupakan suatu mekanisme pengendalian perangkat keras untuk meyakinkan bahwa transmisi data ke sarana output telah dilakukan dengan baik oleh komputer. Pengecekan dilakukan dengan cara membandingkan sinyal yang dikirimkan kembali ke komputer dari peralatan output dengan data yang semula dikirim.

          Parity chek atau cek paritas merupakan bentuk pengendalian atas kebenaran karakter yang terekam ke dalam sistem komputer. Peralatan cek pritas didesain untuk menambahkan bit 1 dimana perlu pada karakter (kumpulan bit) sehingga setiap karakter terbentuk dari jumlah bit yang genap atau ganjil. Dalam cek paritas ganjil, maka semua karakter yang ada akan diganjilkan bitnya. Sedangkan pada cek paritas genap maka semua karakter yang ada akan digenapkan jumlah bitnya.

          Sedangkan pengendalian dual arithmetic dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa data telah direkam dengar benar di media akses random. Pembacaan berganda dilakukan dimana rekaman dalam pita atau media akses random tersebut dibaca dua kali untuk melakukan verifikasi penghitungan dengan menggunakan komponen pembaca yang berbeda dan hasil pembacaan selanjutnya dibandingkan.


Pengendalian Akses ke Perangkat
          Penekanan dalam pengendalian akses ke perangkat sistem adalah bahwaharus ada ketentuan yang menetapkan bahwa hanya orang-orang tertentu yang ditentukan saja yang bisa melakukan akses ke sistem baik ke perangkat keras maupun perangkat lunak. Pemakaian password dalam akses ke sistem juga merupakan hal yang sangat penting agar pemakai program diberi keterbatasan dalam mengakses file-file penting yang ada didalamnya. Penggunaan password tersebut disesuaikan dengan level atau tingkat pemakai.

Pengendalian Pengembangan Sistem
          Pengendalian pengembangan sistem mencakup pengembangan sistem dan dokumentasi dan didesain untuk menjamin bahwa sistem dikembangkan dan diselenggarakan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Berbagai bentuk pengendalian pengembangan sistem yang dapat diterapkan dalam perusahaan antara lain adalah dengan diikutsertakannya pihak pemakai informasi dalam setiap kegiatan pengembangan sistem. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar produk sistem yang tengah dikembangkan itu dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
          Kemudian pengendalian pengembangan sistem harus diiringi dengan dokumentasi. Bahkan pengendalian dokumentasi akan terus berlanjut dalam tahap-tahap pelaksanaan sistem acara berkesinambungan. Dalam hal dokumentasi ini, pihak manajemen harus yakin bahwa setiap kegiatan dalam mengembangkan sebuah sistem telah disiapkan dokumentasinya dan merupakan bagian dari proses review kegiatan secara teratur dalam bentuk yang up to date untuk setiap aplikasi komputer yang dioperasikan.

Pengendalian Pengamanan Sistem
          Pengendalian pengamanan sistem, berorientasi kepada fisik sistem agar terjaga dari kerusakan-kerusakan ataupun hilang. Pengendalian ini antara lain dapat dilakukan dengan menetapkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
  1. Membatasi akses ke lokasi sistem hanya boleh dimasuki orang-orang yang berwenang saja.
  2. Menjaga dan mengatur ruang komputer agar terjaga dari kemungkinan panas dan kelembaban yang berlebihan, bahaya kebakaran dan kondisi yang merugikan lainnya.
  3. Perlu dilakukan duplikasi (backup) terhadap file-file penting untuk menjaga kemungkinan kerusakan yang terjadi pada file asli.
  4. Jika memungkinkan, perlindungan asuransi juga perlu diberikan untuk seluruh komponen sistem.

Pengendalian Aplikasi
          Pengendalian aplikasi berkaitan dengan tugas-tugas spesifik yang dilaksanakan bagian Pengolahan Data Elektronik (PDE).

Pengendalian Input
Pengendalian input merupakan pengendalian yang mengusahakan tercapainya kecermatan dan kelengkapan data yang dimuat ke dalam central processing unit atau bagian pemrosesan data untuk diolah agar menghasilkan output yang benar.

Pengendalian Proses

Pengendalian pemrosesan pada umumnya disertakan ke dalam program-program yang berisi instruksi-instruksi proses dan dilakukan secara otomatis yang merupakan bagian dari pemrosesan data secara utuh.

Beberapa teknik dalam pengendalian proses antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Teknik Test Editing.
Test editing merupakan fungsi kontrol yang mampu melakukan test terhadap kecermatan dan kelengkapan semua informasi yang merupakan data input. Test tersebut dilakukan terhadap field-field terpilih dari data input.
2.      Teknik pengendalian file.
Pengendalian file digunakan untuk memastikan dan menjaga agar data yang diproses oleh komputer adalah file yang benar dan bahwa file tersebut juga berada dalam posisi yang benar.
3.    Teknik pengendalian manipulasi data.
Pengendalian manipulasi data dipergunakan untuk menjaga penanganan data.

Pengendalian Output
          Hasil dari suatu pengolahan data dapat dilakukan penyimpanan dalam bentuk file pada media penyimpanan, baik pita magnetik maupun disk.
          Dokumen yang tercetak merupakan output pengolahan yang berwujud dan bisa dipakai secara langsung untuk berbagai keperluan.Pengendalian output juga mencakup pengendalian distribusi laporan.