Senin, 14 Maret 2016

Manajemen Layanan Teknologi Informasi


Manajemen layanan teknologi informasi (Information Technology Servide Management (ITSM)), yaitu metode pengelolaan sistem teknologi informasi yang terpusat pada perspektif konsumen layanan teknologi informasi terhadap bisnis perusahaan. Pada saat sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan ITSM itu untuk menunjang usaha mereka agar lebih baik lagi. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang memanajemen layanan teknologi informasi itu sendiri.

Beberapa proses dari ITSM itu yaitu:
1. Bagaimana menjaga keseimbangan antara bisnis layanan teknologi informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan customer
2. Melayani dengan TI yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai dengan keefektifan TI yang diberikan
3. Membina kerjasama yang baik antara pihak suplier dan customer dengan tidak saling mengecewakan dan dapat memberikan layanan yang terbaik
4. Membina dan melayani dengan tingkat kemampuan melayani sebaik- baiknya customer yang nantinya akan mempengaruhi terhadap kepuasan yang akan didapatkan customer tersebut

Manajemen layanan teknologi informasi ini dibutuhkan hampir disemua pihak baik itu user individual, user manajemen, unit non TI ataupun manajemen paling atas. Dalam hal ini, user individual adalah pegawai yang harus dilayani oleh unit TI. Oleh karena itu perusahaan harus bisa menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan pelayanan dari unit TI tersebut. Misalnya saja unit penjualan mendapatkan layanan payroll. Namun ia hanya terbatas untuk mengetahui besar payroll yang dibayarkan kepada dia saja, tanpa dia bisa mengetahui gaji ataupun fitur lain dari pegawai lain karena untuk yang itu hanya dikuasai oleh HRD. Untuk itu, keperluan TI dipilih-pilih sesua kebutuhannya saja. Beberapa layanan TI yang digunakan seperti penggunaan komputer,print-sharing,internet maupun software bisnis tertentu.

Di sini juga ada hal yang mempengaruhi tantangan dalam manajemen layanan teknologi informasi, yaitu:

1. Menjaga jalannya layanan TI setiap saat
2. Mengoptimalkan biaya TI
3. Mengelola resiko dan kompleksitas TI
4. Mencapai kepatuhan hukum dan peraturan
5. Mengelola perubahan volume yang lebih tinggi
6. Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis

Kerangka Kerja Sistem Informasi adalah bagian struktural dalam badan sistem informasi, dimana sistem ini dijalankan melalui tahap yang telah menjadi konsep dari sistem informasi itu sendiri. Berikut adalah kerangka kerja sistem informasi dalam bisnis :

1. Konsep fundamental dari sistem informasi, terutama yang berkaitan dengan konsep bisnis dan manajerial serta konsep teknis dan perilaku sistem informasi.
2. Teknologi Informasi, meliputi perangkat keras, lunak, jaringan, manajemen data, serta internet merupakan bahasan utama dari kerangka ini.   
3. Aplikasi Bisnis, penggunaan sistem informasi untuk kepentingan operasional, pengambilan keputusan manajemen, serta menciptakan keunggulan kompetitif dari sebuah bisnis. 
4. Proses Pengembangan, bagaimana merencanakan, menganalisis, mengembangkan, serta mengimplementasikan system informasi di dalam organisasi sehingga tujuan organisasi tercapai. 
5. Mengelola Tantangan SI terhadap tantangan yang muncul atas penggunaan sistem informasi, termasuk tantangan etika dan keamanan 

Peran Dasar Sistem Informasi
      Teknologi Informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil yang sangat besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Pengambilan uang melalui ATM (anjungan tunai mandiri), transaksi melalui internet yang dikenal dengan e-commerce atau perdagangan elektronik, transfer uang melalui fasilitas e-banking atau dapat dilakukan dari rumah, merupakan sejumlah contoh hasil penerapan teknologi informasi.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa :
1. Teknologi Informasi menggantikan  peran manusia.
2. Teknologi memperkuat peran manusia
      Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. O’Connor dan Galvin (1997), menyoroti penerapan teknologi informasi untuk keperluan pemasaran, mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknologi informasi, antara lain:
Secara signifikan meningkatkan pilihan-pilihan yang tersedia bagi perusahaan dan memegang peranan penting dalam implementasi yang efektif terhadap setiap elemen strategi pemasaran.
Mempengaruhi proses pengembangan strategi pemasaran karena teknologi informasi memberikan lebih banyak informasi ke manajer melalui pemakaian system pengambilan keputusan (decision support system atau DSS).
Teknologi informasi memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajemen.
Teknologi informasi juga mempengaruhi antarmuka-antarmuka organisasi dengan lingkungan, seperti pelanggan dan pemasok.
      Sedangkan oleh O’Brien (1996), teknologi informasi sering diktakan dapat digunakan untuk membentuk strategi untuk menuju keunggulan yang kompetitif, antara lain strategi biaya, strategi diferensiasi, strategi inovasi, strategi pertumbuhan dan strategi aliansi

Peran E-Bussines Dalam Bisnis
      O’Brien (2001) mendefenisikan e-bussines atau bisnis elektronik sebagai “penggunaan teknologi Internet untuk menghubungkan dan memperkuat proses-proses bisnis, perdagangan elektronis (electronic commerce), dan komunikasi serta kolaborasi antara sebuah perusahaan dengan para pelanggan, pemasok dan mitra kerja bisnis elektronislainnya”.
      Aplikasi perdagangan elektronis (electoric commerce) digunakan untuk mendukung kegiatan pembelian dan penjualan, pemasaran produk, jasa dan informasi melalui Internet atau extranet.
      Aplikasi bisnis internal digunakan untuk mendukung kegiatan, proses dan operasi bisnis yang bersifat internal. Contoh aplikasi ini yaitu penggunaan intranet, extranet atau Internet untuk mendukung portal informasi perusahaan (interprise information portal atau EIP atau bias juga disebut corporate portal).EIP adalah suatu system berbasis Web yang dirancang oleh perusahaan agar para pemakai intranet atau extranet tertentu dapat mengakses informasi dan layanan yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Aplikasi bisnis internal juga digunakan untuk mendukung system pendukung manajemen. Dengan melakukan koneksi ke internet, para manajer yang sedang bertugas di luar kota dapat memperoleh informasi terkini yang tersimpan dalam basis data perusahaan .

Trend Dalam Sistem Informasi
      Berbicara tentang trend dalam sistem informasi, maka kecendrungan yang paling nampak adalah teknologi informasi terhadap sistem informasi. Alter (1992) mengemukakan berbagai kecendrungan teknologi berkaitan dengan system informasi, antara lain :
1. Peningkatan kecepatan dan kapasitas komponen-komponen elektronik.
2. Ketersediaan informasi dalam bentuk digital semakin banyak.
3. Portabilitas peralatan-peralatan elektronis semakin meningkat.
4. Konektivitas meningkat.
5. Kemudahan pemakaian meningkat.
6. Ketidakmampuan mengotomasikan logika masih berlanjut.