Jumat, 10 April 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUTUHAN NKRI DILIHAT DARI SISI KETAHANAN NASIONAL


Dalam artikel ini saya akan membahas faktor yang mempengaruhi keutuhan NKRI dilihat dari sisi ketahanan nasional 


Letak geografis Indonesia yang strategis memiliki potensi ancaman yang kedepannyaakan semakin kompleks. Sementara itu, di sisi lain stabilitas keamanan nasional belum kuat.Indonesia masih mengalami masa-masa transisi dan konsolidasi (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan) menuju negara yang demokratis. Bentuk ancaman terhadapkedaulatan negara yang terjadi saat ini makin bersifat multidimensional seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi, Oleh karenaitu segenap bangsa Indonesia dituntut dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dangangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.Kedaulatan dan keutuhan NKRI merupakan harga mati, sehingga upaya untuk tetapmenjaga negara tetap utuh dan berdaulat menjadi sangat penting. Tulisan ini akan bertujuanuntuk menganalisis faktor-faktor apa saja dan bagaimana peranan faktor kunci tersebut dalammenjaga pertahanan nasional. Pembahasannya meliputi pemaparan tentang pentingnya faktoryang dianalisis dalam pertahanan nasional dan menjelaskan data-data relevan yang terkaitdengan faktor-faktor tersebut.

Penentuan Faktor Penting Dalam Pertahanan Nasional
Untuk dapat membangun strategi dan kebijakan yang efisien, perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pertahanan nasional. Berdasarkan penelitian LIPI(2007), faktor yang mempengaruhi pertahanan yaitu: (1) anggaran pertahanan; (2) jumlah penduduk suatu negara; (3) ancaman konvensional dan non konvensional; (4) anggaran pertahanan negara lain; (5) kemampuan keuangan pemerintah; (6) harga alutsista; dan (7) jumlah personil sistem pertahanan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anggaran pertahanan dipengaruhi secara positif oleh keenam faktor di atas. Namun dalam tulisan ini hanya dibahas tiga dari tujuh faktor penting yang perlu diperhatikan dalam upaya menjaga pertahanan yaitu ancaman konvensionaldan non konvensional, anggaran pertahanan, dan jumlah personil sistem pertahanan.

Faktor Ancaman Konvensional dan Non Konvensional
Ancaman merupakan segala bentuk gangguan langsung, tidak langsung, terlihat ataupun tidakterlihat terhadap kedaulatan; basis-basis vital nasional (ekonomi, militer, dan informasi); penduduk; teritorial, ataupun segala bentuk usaha serangan secara konvensional, inkonvensional,maupun asimetrik terhadap suatu bangsa dalam skala nasional (Widodo, 2003). Berikut inimerupakan tabel ancaman potensial yang menjadi sumber konflik.
 




Ancaman Potensial Yang Menjadi Sumber Konflik

Hampir semua ancaman potensial yang terdapat pada tabel 1 telah terjadi di Indonesia, misalnya peredaran obat-obatan. Indonesia disebut sebagai Surga Narkoba Dunia karena jumlah penggunanarkoba di Indonesia sekitar 3,8 juta orang (Statistik BNN, 2011) atau sekitar 1,5 persen daritotal jumlah penduduk. Ancaman lainnya berupa gerakan separatis seperti lepasnya Timor Lestedari Indonesia, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), upaya disintegrasi Papua, dan penguasaan PulauSipidan dan Ligitan oleh Malaysia.Koseptualisasi, operasionalisasi, dan kategori ancaman harus dapat dilihat secara holistik.Tujuannya agar negara dapat melihat dan memformulasikan secara komprehensif mengenai bentuk dan strategi pertahanan apa yang sesuai dalam upaya menghadapi ancaman. Adanya persamaan persepsi dan kebutuhan akan pertahanan dan keamanan negara menjadi lebih pentingdari pada alutsista maupun personil pertahanan.Sejatinya masyarakat adalah garda pertahanan terdepan yang dapat menjaga keamanannegara. Kesadaran akan adanya ancaman konvensional dan non konvensional dapat menjadistimuli terbesar yang dapat membuat berbagai pihak memiliki pola berfikir dan sikap untuk bersatu dan berusaha untuk melindungi tanah airnya secara bersama-sama.

Faktor Kekuatan Ekonomi

Kekuatan ekonomi dalam tulisan ini diukur menggunakan pendekatan (
 proxy
) anggaran pertahanan,Anggaran bersifat sangat penting karena akan menentukan kinerja sektor pertahanan.Sesuai dengan teori ekonomi,
insentive system
akan mempengaruhi
 performance
. Namun haltersebut sebenernya tidak akan
 sufficient 
 tanpa asumsi adanya rasa kebangsaan dan nasionalismeyang tinggi.Selain itu, anggaran pertahanan menjadi penting untuk mewujudkan pertahanan nasionalyang kuat, diperlukan prasyarat anggaran militer yang mencukupi. Namun, kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran pertahanan memang sangat terbatas jika dihadapkandengan kebutuhannya Efek negatifnya pembangunan pertahanan saat ini relatif belum dapatdiperhatikan secara optimal sehingga kapabilitas pertahanan belum mampu untuk mencegah,mengantisipasi, dan mengatasi ancaman keamanan nasional 

Anggaran pertahanan yang dikeluarkan tergantung pada kemampuan ekonomi masing-masing negara. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana posisi anggaran pertahananIndonesia jika dibandingkan dengan seluruh negara di dunia perlu dilakukan standardisasidengan menggunakan analisis Z-

Berdasarkan hasil pengolahan data 171 negara, dapat diketahui bahwa dalam kurun waktusebelas tahun anggaran pertahanan Indonesia berada pada kisaran 0,20490 s.d. 0,13482 standardeviasi di bawah rata-rata anggaran pertahanan negara lain di dunia. Jadi, anggaran pertahananIndonesia memang masih sangat minim jika dibandingkan dengan negara lain di seluruh dunia.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah negara mana saja yang memiliki anggaranmiliter yang besar? kemudian adakah keterkaitan antara anggaran militer yang besar dengankekuatan ekonomi yang dimiliki suatu negara?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukananalisis penghitungan menggunakan variabel anggaran militer dan total populasi di dunia.

Berdasarkan postur anggaran pertahanan global di atas, pada tahun 2011 hingga saat ini
Amerika Serikat tetap merupakan “
market of the last resort 
” untuk semua negara. Posisi
Amerika Serikat sebagai negara dengan kekuatan militer nomor satu mendorong dirinyamelaksanakan posisi unilateralisme (tindakan sepihak). Negara-negara yang tergabung dalam G7 juga menguasai 64% dari total anggaran pertahanan di dunia, fakta tersebut memperkuatargumen hasil penelitian Pradhan (2010). Pradhan (2010) mengatakan bahwa pertumbuhanekonomi mempengaruhi anggaran pertahanan dan anggaran pertahanan bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Perbedaan jumlah populasi dan kesenjangan Produk Domestik Bruto (PDB) yangtercermin dari pengeluaran untuk anggaran militer menyebabkan terjadinya disparitas ataukesenjangan antar negara. Negara anggota GNB, yang populasinya sekitar 28% memilikianggaran pertahanan 23%. Sedangkan negara BRIC + Indonesia, yang populasinya mencapai58% penduduk dunia, total anggaran pertahanannya hanya14% saja. Jelas terlihat bahwa negaradengan perekonomian tinggi (G7) sangat peduli dengan kekuatan militernya, hal ini tercermindari anggaran pertahanan yang mereka miliki.

Faktor Jumah Personil Sistem Pertahanan

 Dalam ekonomi, kuantitas SDM yang banyak diperlukan, akan tetapi produktivitastenaga kerja juga merupakan salah satu aspek penting untuk diukur untuk menilai kinerja. Dalammiliter salah satu aspek yang harus mendapat perhatian adalah kuantitas tentara, tanpamengesampingkan kualitas tentara. Kualitas atau
 skill 
tentara harus ditingkatkan seiring denganupaya peningkatan kesejahteraannya.

Poin yang dapat dikaji dari tabel 4 yaitu ketersediaan personil pertahanan tidak perluterlalu banyak, namun jumlahnya harus optimal dalam memenuhi kebutuhan, denganmemperhatikan periode
 peak 
 dan
off peak 
. Perlu kajian lebih lanjut mengenai berapa jumlah TNIyang ideal harus tersedia untuk tiap luas wilayah dan jumlah penduduk. Untuk membantu personil pertahanan, rakyat (bagian dari total populasi) harus dapat berperan aktif dalam menjaga pertahanan negara, terutama dalam menghadapi perang non-militer.



Secara umum pembahasan dalam tulisan ini dapat disimpulkan dan direkomendasikansebagai berikut: (1) Dalam menghadapi ancaman, diperlukan persamaan persepsi dan kebutuhanakan pertahanan dan keamanan negara Masyarakat menjadi garda pertahanan terdepan yangdapat menjaga keamanan negara dari ancaman, oleh karena itu diperlukan kesadaran akan

adanya ancaman yang dapat membuat berbagai pihak memiliki pola berfikir dan sikap untuk bersatu dan berusaha untuk melindungi tanah airnya secara bersama-sama; (2) pemerintah harusmeningkatkan tingkat perekonomian agar porsi anggaran untuk pertahanan dapat dialokasikanlebih besar, mengingat rata-rata pengeluaran pertahanan Indonesia dalam kurun waktu 2000 – 2011 berada di bawah rata-rata dunia. Anggaran pertahanan yang optimal dan efisien dalam penggunaannya sangat penting untuk mewujudkan pertahanan nasional yang kuat; (3) kuantitastentara perlu ditingkatkan sampai dengan tingkat yang ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah. Porsi kuantitas tentara yang optimal harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraannya. Jika ketiga faktor tersebut berhasil dengan baik,maka pertahanan nasional akan semakin kuat dan dapat terpelihara .